Selasa, 21 Januari 2014

Biduan

     Anita adalah penyanyi yang telah terkenal sebagai artis nasional. Sejak masih anak-anak sudah terlihat bakat yang ada pada dirinya. Ketika ada di sekolah ia sangat menyukai pelajaran kesenian. Dia sangat suka menyanyi sampai-sampai di kamar mandipun dilakukannya. Apabila guru kesenian menyuruh di depan kelas menyanyi merupakan kebanggan Anita dengan penuh ekspresi bergaya bagaikan seorang professional. Dia pandai sekali membawakan lagu-lagu wajib dengan semangat memimpin sebagai dirigent dalam upacara bendera. Banyak pula koleksi lagu-lagu yang dapat dinyanyikannya dari berbagai aliran, seperti: pop, rock, dangdut.

     Saat usia muda sebagai seorang remaja berumur lima belas tahun, semangat konsentrasi ingin menjadi penyanyi terkenal. Mula-mula ia mendalami ilmu merangkai nada. Tugas-tugas dari sekolah yang dikerjakan di rumah membuat komposisi dengan mengarang lagu merupakan mimpi yang akan diwujudkan. Percaya akan kemampuan diri dan dapat dukungan dari guru yang memberikan nilai baik. Menjadikan Anita siap terjun ke masyarakat untuk dikenal dan dapat penggemar. Memang di sekolah sudah ada teman-temannya yang senang Anita mendendangkan lagu pada acara-acara organisasi siswa berkumpulnya murid dari berbagai tingkatan kelasnya.

     Gadis remaja ini mendatangi kantor manajemen dapur rekaman.Diberikannya kertas tulisan-tulisan karangan untuk sebuah lagu yang diiringi musik.Anita menunggu jawaban dengan perasaan cemas dan penuh khawatir tak dapat tampil sempurna. Karena, pengalaman bermusik Anita belum ada alat yang dikuasainya. Percakapanpun terjadi, dimulai dengan manajer mewawancarai Anita. Maksud demikian dilakukan dalam pencarian bakat Anita dapat ditonjolkan. Keinginan manager adalah mengorbitkan artis yang sangat profesional dengan meluncurkan album pertama yang dapat disukai oleh masyarakat banyak dari berbagai kalangan. Sehingga Anita dapat benar-benar ternama dengan gelar yang disandangnya sebagai artis penyanyi wanita.

Manajer: "Apa kamu yakin dapat bernyanyi dengan benar?"

Anita: "Yakin! saya dapat melakukannya."

Manajer: "Siapakah, yang telah mengajarkan kamu menyanyi?"

Anita: "Guru kesenian di sekolah."

Manajer: "Jika seperti itu semua pelajar dapat menjadi artis, bagaimana?"

Anita: "Ya, apabila mereka mempunyai minat."

Manajer: "Lalu, apakah kamu hebat?"

Anita: "Ya, karena kesukaan saya memang bernyanyi."

     Manajer membaca secarik kertas dari Anita. Rangkaian nada sebagai komposisi lagu dan syair yang merupakan lirik ditelitinya perlahan-lahan. Tampaknya, karya Anita tersebut mendapatkan perhatian penuh sang manajer.Kira-kira ini akan menjadi permulaan yang baik untuk menjalin kerjasama antara perusahaan rekaman dengan Anita. Manajer mengajukan kontrak artis dengan persyaratan yang harus dipenuhi Anita.Sebelumnya manajer bergumam, pikir ia ini sangat bagus dan baik pula yang dilakukan Anita ini. Manajer minta Anita mengisi formulir biodata secara lengkap. Sehingga, ia pun mengenal jelas tentang Anita.

Manajer: "Saya akan melakukan tes."

Anita: "Siap, pak!"

Manajer: "Nyanyikan lagu yang tertulis di kertas kamu ini!"

Anita: "Baik, pak!"

     Suara Anita terdengar merdu saat menyanyikan lagu karya sendiri.Manajer mendengarkannya dengan tenang serta konsentrasi. Sekali-sekali ia membaca tulisan notasi yang ada itu. Amat sesuai irama lagu yang didendangkan Anita. Walaupun, belum diiringi musik sudah terasa yang merupakan syair melodi sangat indah.Manajer melihat penampilan dan gaya yang ada pada Anita. Sepertinya, sangat menarik karena wajah itu memang cantik. Ini merupakan daya tarik minat para penggemar yang dapat mengidolakan Anita. Sempurna, itulah sudut pandang manajer melihat penampilan Anita.

     Akhirnya Anita pulang setelah mendapatkan jawaban keterima oleh perusahaan rekaman tersebut. Manajer memintanya kembali esok hari untuk mendapatkan kontrak rekaman dari produser. Ia sangat yakin akan penampilan menjadi idola remaja. Dan sedang membayangkan akan mendapatkan penghasilan banyak Terpikirkan akan sekolah yang tetap diutamakan demi masa depan meraih cita-cita yang lebih besar.Jalan masih panjang yang akan dilalui dalam karir menyanyi sebagai generasi muda pendatang baru di masyarakat. Seakan-akan terlahir kembali kehidupan esok menjadi orang ternama di dunia seni.

     Seminggu sudah berlalu, Anitapun berangkat memenuhi panggilan perusahaan rekaman. Dia banyak berlatih di rumah selama menunggu hari rekaman menyanyi. Nada-nada tinggi dari lagu-lagu yang akan dinyanyikan berulang-ulang disempurnakan. Agar mendapatkan nyanyian yang enak didengar dilantunkan oleh pemilik suara merdu. Irama musikpun sangat ia perhatikan ketukan-ketukan yang dilatih sendiri menggunakan alat organ. Alat musik itu memang miliknya setelah beberapa tahun lalu ketika ulang tahun kedua belas merupakan kado ulang tahun dari ibu tercinta. Orangtua Anita memang mendukung akan bakat menyanyi Anita dapat tersalurkan.

Senin, 20 Januari 2014

Sang Pangeran

     Negeri yang terkenal akan kemakmuran dan subur serta rakyat yang sejahtera. Dikuasai oleh seorang raja yang telah lama memimpin kerajaan tersebut. Hidup seorang pemuda yang tampan wajah dan baik hati mempunyai nama yaitu Pangeran. Namun pangeran bukanlah orang istana termasyur yang besar mempunyai kekuasaan. Bahkan, dengan rajapun merupakan orang yang berbeda suku bangsanya. Walaupun, pangeran berdarah biru tapi bukanlah pewaris tahta istana kerajaan ini.

     Ia dari keturunan ningrat para bangsawan kerajaan kecil yang takluk. Pangeran, orang tersebut dikenal oleh rakyat seluruh negeri. Pribadi seorang pangeran yang suka menolong orang jika sedang dilanda kesusahan. Selalu, ada dihati siapapun juga.

     Istana raja sudah mengetahui dan sering membicarakan hal-hal mengenai sang pangeran tersebut. Tetapi, raja melihat pangeran tersebut sangat membencinya. Takut, kalau-kalau pangeran tersebut mempunyai rencana kudeta.

     Raja melancarkan aksi memata-matai pangeran.  Dikepung tempat tinggal pangeran oleh para tentara intelejen yang sangat dipercaya sang raja. Setiap saat melaporkan apapun yang dilakukan pangeran. Para tentara intelejen tak pernah ramah. Curiga, apapun yang dilakukan pangeran.

     Pangeran adalah anak dari puteri ratu kerajaan kolot. Ayah pangeran rakyat biasa yang bekerja sebagai mandor pabrik. Keluarga pangeran hidup dengan sederhana. Sikapnya, sangat santun menghormati kedua orangtua.

     Pangeran banyak mempelajari berbagai ilmu-ilmu pada perguruan yang sangat terkenal. Ia sangat dekat dengan para cendikiawan negeri dan kaum priyayi dari kyai-kyai terpandang di masyarakat. Ilmu pangeran dikagumi oleh banyak orang yang menganggap pangeran merupakan orang pintar.

     Ketika masih pelajar pangeran terkenal jago berkelahi. Ilmu bela diri yang dimilikinya membuat ia susah dikalahkan. Dia adalah orang yang rajin berlatih tiap hari untuk menjaga dan meningkatkan kehebatannya. Sang pangeran memang mempunyai minat untuk menjadi orang terkuat. Seringkali, para preman di jalan ditantangnya berkelahi. Sampai jawara yang berkuasa di pasar tradisional juga dikalahkannya.

     Orang-orang lemah yang sering jadi korban pemalakan dibela oleh pangeran. Sehingga, orang tersebut terbebaskan dari para penjahat kejam. Ini menjadikan pangeran disukai rakyat. Dan pangeran sering mendapatkan pujian dari tokoh-tokoh masyarakat. Setiap orang yang dijumpai memberikan senyuman serta menyapa dengan ramah.

     Semua itu menjadikan raja sangat marah kepada pangeran. Kebencian raja tersebut diketahui oleh rakyat dan para kyai serta cendikiawan. Raja sering mengumpulkan para tukang sihir dan dukun. Mereka ikut membenci pangeran. Bahkan, tukang sihir dan dukun mengintai perilaku pangeran sehari-hari. Kebaikan hati pangeran menjadikan para dukun dan tukang sihir geram ingin menyerang setiap waktu. Dengan persetujuan raja mereka membuat rencana untuk membunuh pangeran. 

     Isu ada rencana membunuh pangeran terdengar sampai telinga para kyai dan kaum ulama tersebut. Kyai dan kaum ulama bersimpati atas nasib sang pangeran. Mereka berkumpul dan sepakat akan melindungi jiwa pangeran sampai kapanpun juga. Dalam sidang majelis para kyai dan ulama mengajak cendikiawan-cendikiawan dan pemikir bangsa untuk membela pangeran. Lalu, disusunlah rencana perlawanan terhadap raja. Semakin ramai rakyat memperbincangkannya. Sehingga, raja menjadi marah.

     Kemarahan raja yang lalim tersebut membuat para pejabat negara bertindak kejam pada rakyat apabila tak setia dan patuh dengan perintah. Semakin menyakiti perasaan rakyat yang merasa tertindas dan diinjak-injak oleh kekuasaan raja. Pangeran selalu diintai kemanapun pergi oleh orang dekat kekuasaan. Bahkan, putera mahkota menyamar menjadi orang yang baik dengan pura-pura ingin menolong.

Putera Mahkota: "Pangeran, sudikah bekerja untukku dengan imbalan uang yang banyak." 

Pangeran: "Maaf, saya sedang belajar dan mencari ilmu."

Putera Mahkota: " Tinggalkan saja daripada hidup miskin."

Pangeran: "Tidak, aku senang dengan ilmu yang didapat."

     Dalam hati putera mahkota sebenarnya ingin menipu pangeran agar jahat kepada siapapun juga. Sebenarnya, putera mahkota takkan pernah memberi apapun juga. Bahkan, ia suka sekali kehidupan pangeran dalam kemelaratan dan sangat miskin. Supaya terhinakan dimata seluruh rakyat. Kemudian, putera mahkota akan mendapatkan simpati dan dukungan kalangan pejabat dan rakyat. Tetapi, itu semua sulit diraihnya karena, pangeran harus jadi pengikutnya dan mendukung semua usaha putera mahkota. Sebagai ahli waris kerajaan yang dipimpin ayahnya, putera mahkota sangat ketakutan akan menghadapi halangan dari orang-orang yang membencinya. Selama ini putera mahkota mendapatkan kekayaan dari raja yang memberi kuasa atas kepemilikan usaha rakyat.

     Kemudahan itu banyak merugikan bisnis nasional, dalam bidang bisnis apapun itu adalah persaingan atau kompetitor. Dalam kategori pembangunan bangsa tak dikembalikan kepada rakyat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi, memperkaya diri sendiri dengan segala cara diraihnya. Sehingga, negeri yang makmur banyak gelandangan dan pengemis yang tidak mempunyai pekerjaan dan usaha lain. Maka terjadilah penindasan dan  pemerasan tenaga rakyat yang tidak mendapatkan upah layak. Kesejahteraan rakyat terus menurun. Sampai-sampai banyak yang kehilangan tempat tinggal dan tidak mendapatkan ganti rugi yang setimpal setiap jengkal tanah miliknya.

     Raja mengumpulkan komandan pasukan dan bertemu panglima perang. Diam-diam mengadakan rapat tertutup dan sangat rahasia. Katanya,"Semakin banyak pembangkang-pembangkang dan para pemberontak yang berjuang melawan raja."

Panglima perang: "Bagaimana, yang seharusnya dilakukan?"

Raja: "Mungkin, mereka semua dipimpin pangeran."

Komandan pasukan: "Apakah, kita tangkap saja sang pangeran untuk dipenjarakan."

Raja: "Tidak, kita tak dapat dukungan rakyat. Itu akan menambah simpati rakyat kepada pangeran."

Panglima perang: "Lalu, apa rencana baginda raja."

Raja: "Saya memerintahkan dukun dan tukang sihir agar membunuh pangeran tanpa bukti yang diketahui siapapun."

Komandan pasukan: "Saya siap mengawal mereka sampai pangeran terbunuh mati dan tidak ada di dunia lagi."

Raja: "Bagus, mari jalankan sesuai rencana."

     Padahal, orang-orang dekat istana kerajaan sudah menaruh kebencian kepada pangeran. Tetapi, dihadapan tokoh-tokoh pemimpin masyarakat tradisional seakan-akan membela pangeran. Tidak diketahui kalau kelicikan orang istana itu akan membunuh pangeran. Mereka adalah para menteri istana dan pejabat daerah negeri ini. Pangeran sudah menjadi musuh untuk mereka. Dan bertekad takkan maafkan siapapun yang melindungi pangeran.

Kyai: "Pangeran, tadi ada yang datang padaku mencari dirimu."

Pangeran: "Siapakah mereka guru."

Kyai: "Saya menduga mereka ingin melukaimu."

Pangeran: "Kemana, mereka sekarang."

Kyai: "Sudahlah, jangan kamu hiraukan mereka lebih baik kita berdo'a untuk keselamatan bersama."

     Putera mahkota laporan kepada raja tentang penolakan pangeran untuk bekerja di tempatnya. Raja mendengar itu semua semakin marah dan terlihat merah wajahnya. "Ini merupakan penghinaan." Katanya.

Putera mahkota: "Sebaiknya, dipenjarakan saja atau cepat-cepat dilenyapkan dari kehidupan kita."

Raja: "Maksud kamu membunuhnya."

Putera mahkota: "Ya, digantung saja lehernya."

Raja: "Jangan, nak!"

     Raja menjelaskan bahwa para ulama dan kyai serta cendikiawan akan membela dengan melakukan perlawanan. Ini akan mencoreng wajah kita dengan semakin banyak yang membenci. Kita harus mencari dukungan sebanyak-banyaknya agar mereka berubah untuk membenci pangeran saja. Buatlah propaganda memutar balikkan fakta yaitu pengeran pernah mencuri seperangkat peralatan di sekolah tempat ia belajar dahulu. Itu akan menjadikan orang-orang yang sayang pada pangeran jadi malu. Sempurna, mereka takkan kuat lagi membela pangeran. Sehingga, tak ada yang dapat panutan atas keteladan. Hanya raja yang berkuasa pantas menyandang gelar kehormatan.


     Tiba-tiba pangeran datang kepada raja. Mendadak raja jadi kaget dengan kehadirannya di Istana. Walaupun, raja merasa musuh sang pangeran. Tetap saja raja menyambut dengan ramah. Padahal, kebencian raja di dalam hati tak terlihat. Tanpa diduga raja menjadi sangat kaget mendengar penjelasan pangeran akan maksudnya.

Pangeran: "Wahai, raja negeriku sudikah menerima lamaran aku untuk dijodohkan dengan puteri raja.".

Raja: "Tidak, puteriku telah dipinang lelaki kaya raya dari negeri yang sangat jauh."

     Sesungguhnya, pangeran melamar sang puteri raja agar terjalin rasa persahabatan. Pangeran tak menginginkan permusuhan antara mereka. Tampaknya pangeran dapat menduga bahwa, sang raja tak ingin ada jalan damai antara mereka. Tapi pangeran berprasangka di dalam hati raja bermaksud baik agar pangeran mencari pinangan lain dari orang yang baik padanya. Raja tak ingin puterinya menjadi rebutan pemuda-pemuda yang miskin. Pangeranpun bertekad akan menggunakan ilmu yang dimiliki keluar dari kesulitan ini.Dia yakin apabila raja melihat jerih payah pangeran akan menjadi simpati.

     Ketika obrolan hampir selesai, masuk menghadap raja seorang puteri cantik. Katanya," Saya mendengar pembicaraan tadi tetapi, mengapa ayah menolak dan tak suka dengan pangeran. Jawabnya,"kamu tidak mengerti maksud pangeran yang bukan orang kaya tersebut. Mungkin saja ia ingin mendapatkan kekayaan dengan mudah dari warisan raja." Dia itu adalah musuh kita karena pangeran memang dekat dengan para pelajar atau siswa beraliran komunis. Mereka itu akan membunuh kita dengan revolusi merubah kekuasaan negara jadi miliknya."

     Pangeran yang telah mendengar pembicaraan tadi permisi pulang. Tak diduga raja ternyata sangat ketakutan di kursi tahtanya yang sekarang. Khawatir kalau-kalau ia akan digeser oleh musuh-musuhnya untuk lengser dari kekuasaan istana kerajaan. Siasat pangeran melamar puteri raja tak dianggap secara kekeluargaan dan persaudaraan. Di hati pangeran masih mengingat tatapan tajam sang puteri seakan-akan ingin selalu dekat dengan menerimanya andaikan dapat restu sang raja.

     Raja semakin gencar menyebarkan para intelejen untuk mengintai kegiatan perkumpulan para pemuda dalam rapat ataupun diskusi. Para pelajar dan siswa perguruan mulai diseret ke pintu jeruji besi. Mereka dituduh melakukan makar atas monarki kekuasaan raja. Aliran komunis makin diserang tempat-tempat pertemuannya. Mereka pun sangat sengit melakukan perlawanan dengan berbagai siasat dan jalur diplomasi. Sampai ke luar negeri minta bantuan dan dukungan pendanaan.Fanatisme rakyat berkobar di bawah bendera revolusi yang diusung aliran komunis. Semua tak punya pemimpin yang jadi idola rakyat banyak, kecuali pangeran yang sangat didambakan.

     Padahal pangeran sedang dilanda kasmaran dengan sang puteri raja. Dikhayalan pangeran kecantikan sang puteri itu adalah impian hidupnya.Tidak diketahui rakyat banyak kalau-kalau pangeran jatuh cinta tanpa menghiraukan kesan buruk yang akan diterimanya.Dia masih menaruh harapan bahwa jika sang puteri bersamanya tetap keterima oleh semua kalangan yang akan membedakan dengan ayahnya yaitu sang raja.

     Sementara si puteri minta penjelasan sang ayah bahwa, pangeran dibenci raja. Memangnya pangeran punya ilmu apa ingin mendapatkan puteri raja. Kekayaan pun tak ada, apalagi pemuda seperti itu tak melebihi ilmu yang dimiliki oleh raja telah banyak pengalaman hebat dalam menguasai kerajaan ini.Tak ingin puteri raja hidup susah seperti rakyat jelata yang melarat.Itu semua tak ada artinya jika raja mau menolong kehidupan pangeran bersama puteri raja. Tetapi sang puteri tidak mengerti kalau pangeran dianggap sombong oleh putera mahkota karena kebaikannya ingin menolong agar dapat bekerja di tempatnya telah ditolak. Semakin kesal sang raja akibat permintaan puteri untuk menjadikan pangeran sebagai keluarga istana.Raja akan menyuruh panglima perang membuang pangeran ke penjara paling kejam. Dia tak ingin pangeran mendekati puteri secara diam-diam tanpa dapat diketahui.

     Suatu kali sang puteri raja pergi dari istana. Jalan menyelinap-nyelinap menghindari terlihat oleh para penjaga dan pengawal yang berada di dalam istana. Ia izin kepada bunda sang permaisuri raja. Dengan menggunakan pakaian yang menutupi tubuh dengan cadar di wajahnya telah dapat restu bunda berangkat mencari pangeran ke wilayah tempat tinggalnya. Sang puteri sangat yakin tidak diketahui siapapun saat malam-malam seperti ini ke luar istana. Padahal, puteri raja belum terbiasa dengan kehidupan masyarakat di luar sana.

     Sang puteri mendapati seorang pengemis yang berada di pinggir pertokoan telah ditutup pemiliknya. Ia menghampiri pengemis tua tersebut yang tiba-tiba merasa kaget atas kedatangannya. "Tuan Muda, apakah kamu ingin memberi saya sedekah." Katanya. Puteri raja menyodorkan satu lembar uang kertas bernilai seratus ribu rupiah. Digapai uang tersebut dari tangan yang menyerahkan untuknya. Puteri raja cepat-cepat menahan pengemis yang akan beranjak meninggalkannya.

Puteri raja: "Kemana, seharusnya jika ingin bertemu pangeran?"

Pengemis: "Anda, siapa?"

Puteri raja: "Tolong, rahasiakan saya puteri raja."

Pengemis: "Baiklah, ada di gedung perguruan."

Puteri raja: "Dapatkah, anda berikan tawaran uang ini kepada pangeran?"

Pengemis: "Ya, saya akan berikan kepada pangeran."

     Segepok uang kertas digenggam pengemis berjalan menemui pangeran. Sedangkan, puteri raja kembali ke istana berjalan tergesa-gesa khawatir dikenali orang lain. Ternyata, melalui pintu belakang istana dengan ditunggu sang bunda dalam kecemasan berhasil tanpa terlihat oleh siapapun. Bunda memeluk sang puteri dengan gembira melemparkan senyum kesejukan. Suasana hati puteri raja menjadi bungah merasa senang melewati halangan ini. Senantiasa perasaannya ingin selalu dekat pangeran. Agar hati menjadi tentram dapat mencintai orang yang dikasihinya.

     Do'a dipanjatkan untuk keselamatan pangeran dan perjuangan pangeran supaya mendapatkan ridho ilahi. Kata-kata tersebut merupakan ucapan Aa ketika memberi restu atas jabatan sekretaris senat di kampus perguruan tersebut. Aa adalah senior siswa yang sekarang menjadi mentor pangeran pada extra pengajaran rohani yang diikuti pangeran.Tampaknya, dukungan semakin kuat mendorong pangeran untuk lebih maju memimpin kawan-kawan seangkatan pergerakan aktivis. Pangeran merupakan dambaan masa depan yang akan datang memimpin generasi muda. Cikal bakal perubahan kepemimpinan negeri inilah yang menjadi do'a Aa bersama-sama anggota serta ketua majelis ibadah yang diikutinya. Mereka mengadakan tabligh akbar guna memfokuskan diri menyelesaikan masalah politik istana kerajaan negeri ini.